Kurs Dollar AS Sesi Asia 12 Agustus Mixed
Kurs dollar AS hari ini (12/8) bergerak mixed, menguat terhadapa mata uang kawasan Asia termasuk Aussie, stabil terhadap Pounds, dan mengalami pelemahan terhadap Euro. Hari ini belum ada data-data yang dinantikan akan membuat sentimen kenaikan suku bunga The Fed memanas lagi. Tampaknya cerita tersebut sedang terbenam sementara oleh renungan pasar mengenai bagaimana dampak luas dari penurunan nilai Yuan akibat langkah devaluasi yang dilalukan Bank seteal tiongkok (PBoC), terhadap prospek perekonomian kawasan Asia.
Kawasan ekonomi Asia saat ini dirasa sedang bergejolak dibandingkan di Eropa dengan masalah Yunani yang sementara sudah usai, dan Inggris dengan anonimo kenaikan suku bunga dan sedang tertunda data. Lalu, kini di tengah aliran dana keluar dari negara-negara Asia termasuk Indonesia karana isu kenaikan suku bunga The Fed, di tambah lagi denngan langkah mengejutkan oleh PBoC kemarin yang medevaluasi 1.9% nilai mata uangnya. Hal tersbut dapat menggeser arah aliran pergerakan barang pada aktivitas eksport-import China-Asia.
Secara teori sangat jelas, penurunan nilai Yuan akibat devaluasi akan mengurangi impor dan menyegarkan persaingan ekspor. Hal ini justru menghawatirkan penurunan neraca perdagangan negara kawasan Asia seperti Australia, Indonesia, Singapura, maupun Malaysia karena akibat daya beli nilai Yuan meuruan. Sehingg apresiasi dollar AS terhadap mata uang Asia tidak lagi hanya karena Capital Out Flow sentimen kenikan suku bunga, tetapi juga kekhawatirna berkurangnya penghasilan dari aktifitas perdagangan negara-negara mata uang Asia tersebut.
Terpantau saat ini (04:30:11 GMT) Index dollar AS bergulir di kisaran 97.120, turun dari pembukaan 97.200. Tampak tidak mengalami penguatan, namun jika di liahat pada pasangan dengan mata uang negara Asia, Yen berlanjut tergerus -0.14% pada harga 125.39 dari pembukaan 125.12, Rupiah tergerus -1.04% pada harga 13.835 dari pembukaan 13.693, Aussie jatuh lagi hingga -1.06% ke posisi 0.7236, serta Dollar Singapura -1.0% ke posisi 1.4150. Sehingga dapat dikatakan pergerkan index dollar AS hari ini mixed dengan pelemahan dollar AS yang sedang terjadi terhadap Euro, negara tersebut cenderung tidak berpengaruh langsung oleh devaluasi Yuan. Hal ini juga berkaitan dengan nilai Euro juga sedang lemah dan daya saing ekspor masih bergairah.
Sementara yang akan memengaruhi kekuatan Index dollar AS dari kawasan ekonomi Amerika Serikat hari ini adalah data perkembangan lowongan pekerjaan AS (JOLTs Job Opening) bulan Juni yang diperkirkan meurun dari sebelumnya 5.36M, serta pidato dari salah satu anggota The Fed. Pasar masih terus menantikan kabar terbaru dari prospek kenaikan suku bunga The Fed yang dikatakan masih tertunda meski rentang wektu sudah diperkirakan September-Desember.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Research Center melihat pergerakan index dollar AS masih bergulir di atas level 97.000 yang diperkirakan menjadi level support terdekat saat hari ini. Bila index tersebut masih mampu bergulir di atas support tersebut maka potensi penguatan akan mencoba mengetes resisten kisaran 97.500. Namun index ini mampu bergulir di bawah support 97.000 tersebut maka diperkirakan target pelemahan dollar index ini akan menemui target support berikutnya kisaran 96.828.
Irfan Purnawan/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
Editor: Jul Allens
No comments:
Post a Comment